Kamis, 08 Maret 2012

KOTA BEKASI

MAKALAH
Kajian Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial tentang Kota Bekasi
Diajukan untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuam Sosial
Dra. Ita Rustiati Ridwan,M.pd


Nama kelompok :      1. Dini adzhani putri    (1103001)
2. Ellys mellysa dwi    (1103137)
3. Ina oktavia              (1101415)
4. Rina rahayu            (1104750)
5. Dede rusmana        (1106035)
Kelas 1c

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2011/2012


 
Kata pengantar
Puji  syukur  kami  panjatkan  kehadirat Allah SWT yang  telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami  sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kajian Disiplin-Disiplin Ilmu Sosial tentang Kota Bekasi”
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah program Konsep Dasar Ips dari ibu Dra. Ita Rustiati Ridwan,M.pd
 kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Dan kami  berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin ya robbal alamin

Serang, 9 oktober 2011

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat,  Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar keempat di Indonesia. Saat ini kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban.
Kota bekasi merupakan kota yang terletak pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat,kabupaten Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depok di sebelah barat daya.
Julukan kota patriot terhadap kota Bekasi tentu bukan berarti mengganti sebutan kota Bekasi sebagai kota Patriot. Tetapi membuat perbaikan citra yang lebih positif dan lebih menegaskan keberadaan kota Bekasi sebagai kota Patriot.
Kami sangat tertarik dengan kota Bekasi, sehingga kami menjadikann disiplin ilmu-ilmu sosial tentang kota bekasi sebagai tema pada makalah ini

B.   Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “ilmu pengetahuan sosial”.
b.      Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat memahami tentang disiplin ilmu-ilmu sosial kota bekasi.




BAB II
PEMBAHASAN
A.             SEJARAH

a.      Asal mula nama Bekasi
Bekas = Mantan, maka Bekasi = Mantani. Tentu saja anekdot ini perlu diluruskan karena berimplikasi kurang baik pada kebanggaan masyarakat Bekasi.
Sejarah asal mula nama Bekasi terkait dengan masa pemerintahan kerajaan Tarumanegara dengan rajanya, Purnawarman. Pada masa pemerintahannya, Purnawarman membangun saluran irigasi yang dikenal dengan Chandrabaga membentang sejauh 11 km Saluran irigasi ini masih bisa dijumpai sekarang dalam bentuk Kali Bekasi.
Apa hubungan antara Chandrabaga dengan Bekasi? Kata chandra dalam Chandrabaga, berarti sasi atau bulan. Dengan demikian, Chandrabhaga sama dengan Kali Bagasasi. Kemudian berubah menjadi Bhagasi, lalu menjadi Bekasi seperti sekarang.
Versi lain mengatakan bahwa Bekasi berasal dari kata Chandrabaga, kemudian menjadi Bagasasi. Bagasasi adalah kali untuk berkasih-kasihan (pacaran). Dari kalimat ini menjadi Bakasih untuk kemudian menjadi Bekasi.
b.      Mengapa kota bekasi di sebut kota patriot ???
Makna kata “Patriot” adalah pecinta/pembela tanah air, sedangkan makna kata “Patriotisme” adalah sikap seseorang yang bersedia mengorban segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya
Strategi me-rebranding Kota Bekasi disini tentu bukan berarti mengganti sebutan kota Bekasi sebagai kota Patriot. Tetapi membuat perbaikan citra yang lebih positif dan lebih menegaskan keberadaan kota Bekasi sebagai kota Patriot. Bagaimana caranya? Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu tahu dahulu  apa makna kata dari “Patriot”. Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia makna kata “Patriot” adalah pecinta/pembela tanah air, sedangkan makna kata “Patriotisme” adalah sikap seseorang yang bersedia mengorban segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya. Dan bila seseorang abdi negara maka ia akan bekerja profesional, bersungguh-sungguh melayani masyarakat dengan baik dan tidak melakukan tindakan KKN (Korupsi,Kolusi & Nepotisme).
Dengan me-rebranding kota Bekasi sebagai kota Patriot maka kota Bekasi akan tampil sebagai Kota Patriot sesungguhnya. Sehingga aura jiwa patriotisme pun terlihat jelas dari keseharian masyarakat Bekasi dan dapat dirasakan oleh orang-orang luar Bekasi yang datang ke kota Bekasi.  Daya tarik unik inilah yang akan membawa lebih banyak orang dari dalam dan luar negri untuk mengenal lebih dekat kota Bekasi sebagai kota Patriot.
B.              GEOGRAFI
Secara geografis kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat,kabupaten Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depokdi sebelah barat daya.
Dari total luas wilayahnya, lebih dari 50 % sudah menjadi kawasan efektif perkotaan dengan 90 % telah menjadi kawasan perumahan, 4 % telah menjadi kawasan industri, 3 % telah digunakan untuk perdagangan, dan sisanya untuk bangunan lainnya.
a.      Luas Wilayah dan Letak Geografis
Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km2, dengan batas wilayah Kota Bekasi adalah:
• Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi
• Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kota Depok
• Sebelah Barat : Provinsi DKI Jakarta
• Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi
Letak geografis : 106o48’28’’ – 107o27’29’’ Bujur Timur dan 6o10’6’’ – 6o30’6’’ Lintang Selatan.
b.      Topografi
Kondisi Topografi kota Bekasi dengan kemiringan antara 0 – 2 % dan terletak pada ketinggian antara 11 m – 81 m di atas permukaan air laut.
• Ketinggian >25 m : Kecamatan Medan Satria, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede
• Ketinggian 25 – 100 m : Kecamatan Bantargebang, Pondok Melati, Jatiasih
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu: di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, dan Kecamatan Pondok Melati.
c.       Geologi dan Jenis Tanah
Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh pleistocene volcanik facies namun terdapat dua kecamatan yang memiliki karakteristik struktur lainnya yaitu:
• Bekasi Utara : Struktur Aluvium
• Bekasi Timur : Struktur Miocene Sedimentary Facies
Di Bekasi Selatan terdapat sumur gas JNG-A (106o 55’ 8,687” BT; 06o 20’54,051”) dan Sumur JNGB (106o 55’ 21,155” BT; 06o 21’ 10,498”)


 
Lambang
Motto: Cerdas,Sehat,dan Ihsan
Lokasi Bekasi di Jawa Barat

Kota Bekasi
Lokasi Bekasi di Indonesia
Negara
Provinsi

Pemerintahan
 - Walikota
H. Mochtar Mohammad
 - DAU
Rp. 737.162.222.000,-
 - Total
210,49 km2
Populasi (2010)
 - Total
2.336.489
 Kepadatan
11.100,2/km²


Kecamatan
12
Kelurahan
56
+62 21




C.    PEREKONOMIAN
a.      Statistik kota bekasi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan dan struktur perekonomian di suatu daerah. Nilai PDRB disajikan atas dasar harga berlaku, yaitu dengan memperhitungkan pengaruh harga, dan atas dasar harga konstan, yaitu tanpa memperhitungkan pengaruh harga. PDRB Kabupaten Bekasi tahun 2007 atas dasar harga berlaku, meningkat 11,05% dari tahun sebelumnya dari Rp. 66.520 milyar di tahun 2006 menjadi Rp.73.868 milyar di tahun 2007. Sedangkan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan Rp. 43.793 milyar di tahun 2006 menjadi Rp. 46.480 milyar di tahun 2007.

            Distribusi persentase PDRB menurut sektor menunjukkan kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB. Pada beberapa tahun terkahir, sektor industri memegang peranan paling penting dalam pembangunan perekonomian Kabupaten Bekasi. Sektor ini adalah sektor yang paling dominan dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Bekasi. Dibandingkan tahun sebelumnya, sektor industri mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB dari 80,25% pada tahun 2006 menjadi 79.82% di tahun 2007. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan yang memberikan kontribusi sebesar 8,52%.
Sebagaimana layaknya sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan, maka keberadaan sektor industri yang dominan di Kabupaten Bekasi mengangkat sektor tersier (perdagangan, angkutan, bank, lembaga keuangan dan jasa) menjadi sektor kedua yang dominan di Kabupaten Bekasi. Di lain pihak sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang selalu terdesak. Sektor pertanian di Kabupaten Bekasi mendominasi perekonomian dan menjadi sektor andalan di Kabupaten Bekasi sebelum berkembang pesatnya sektor industri.

GAMBAR 
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN
BEKASI 2007 ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
MENURUT LAPANGAN USAHA
http://phki.pl.itb.ac.id/sip/images/stories/content/profil-kab/ekonomi-bekasi.png
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2009
                                                           


Kondisi ekonomi mikro (UMKM)
Berdasarkan survei pada sejumlah 414 unit UMKM, diketahui distribusi pelaku usaha dalam UMKM seperti disajikan dalam Tabel di bawah ini.
Distribusi Pelaku UMKM berdasarkan Kelompok Usaha Tahun 2007
Kelompok Usaha Jumlah
Pelaku Usaha %
Boneka 17 4.11
Furniture 38 9.18
Handycraft 21 5.07
Ikan Hias 37 8.94
Konveksi 34 8.21
Makanan dan Minuman 78 18.84
Peternakan 79 19.08
Sepatu dan Sandal 10 2.42
Tanaman Hias 100 24.15
Jumlah 414 100.00
Berdasarkan kriteria penggolongan UMKM, digunakan kriteria BPS serta Undang-undang No.9 Tahun 1995 adalah sebagai berikut:
a. Usaha Mikro : usaha produktif milik keluarga/perorangan Warga Negara Indonesia, secara individu/tergabung dalam Koperasi dan memiliki hasil penjualan secara individu paling banyak Rp. 100.000.000,00/tahun.
b. Usaha Kecil : usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia yang berbentuk badan usaha peroranganyang tidak berbentuk hukum / badan usaha berbadan hukum, termasuk koperasi;
2) Bukan merupakan anak perusahaan/cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, baik secara langsung maupun tidak dengan Usaha Menengah/Usaha Besar;
3) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha/menghasikan penjualan max Rp1.000.000.000,00/tahun.
Distribusi Pelaku UMKM berdasarkan Kelas Usaha, Tahun 2007
Kelompok Usaha Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Besar
% % % %
Boneka 5.88 35.29 58.82 0.00
Furniture 71.05 28.95 0.00 0.00
Handycraft 42.86 57.14 0.00 0.00
Ikan Hias 81.08 18.92 0.00 0.00
Konveksi 55.88 26.47 17.65 0.00
Makanan dan Minuman 25.64 34.62 0.00 39.74
Peternakan 2.53 70.89 26.58 0.00
Sepatu dan Sandal 90.00 10.00 0.00 0.00
Tanaman Hias 90.00 9.00 1.00 0.00
UMKM memiliki peran sangat penting dalam penyerap tenaga kerja. Hasil selengkapnya dapat dalam tabel berikut :
Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja berdasarkan Kelompok Usaha, Tahun 2007
Kelompok Usaha Jumlah
Tenaga Kerja Rata-rata
per UMKM
Boneka 635 37.35
Furniture 151 3.97
Handycraft 182 8.67
Ikan Hias 76 2.05
Konveksi 219 6.44
Makanan dan Minuman 398 5.10
Peternakan 319 4.04
Sepatu dan Sandal 30 3.00
Tanaman Hias 121 1.21
Jumlah 2131 5.15
Peran UMKM terhadap pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2007
Kelompok Usaha Nilai Produksi (Rp) Rata-rata per UMKM (Rp)
Boneka 39,764,400,000.00 2,339,082,352.94
Furniture 4,351,000,000.00 255,941,176.47
Handycraft 4,538,900,000.00 216,138,095.24
Ikan Hias 3,260,000,000.00 88,108,108.11
Konveksi 16,485,400,000.00 484,864,705.88
Makanan dan Minuman 10,773,700,000.00 138,124,358.97
Peternakan 106,621,200,000.00 1,349,635,443.04
Sepatu dan Sandal 820,800,000.00 82,080,000.00
Tanaman Hias 7,464,200,000.00 74,642,000.00
Jumlah 194,079,600,000.00 468,791,304.3
D.    Infrastruktur
Untuk melayani warga kota, tersedia bus antar kota dan dalam kota yang mengangkut penumpang ke berbagai jurusan. Kereta komuter KRL Jabotabek jurusan Bekasi-Jakarta Kota/Tanah Abang/Tanjung Priok mengangkut warga kota yang bekerja di Jakarta. Selain itu tersedia pula bus pengumpan TransJakarta dari Kemang Pratama, Galaxi City, dan Harapan Indah.
Di kota Bekasi banyak digunakan angkutan kota berupa minibus, berpenumpang maksimal 14 orang, biasa disebut KOASI (Koperasi Angkutan Bekasi). KOASI melayani warga kota dari terminal Bekasi menuju perumahan di wilayah kota Bekasi. Sedangkan becak dan ojek masih digunakan sebagai sarana angkutan dalam perumahan.
Kota Bekasi dilalui oleh Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan empat gerbang tol akses ke kota Bekasi yaitu Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur. Serta jalan tol Lingkar Luar Jakarta dengan empat gerbang tol akses yaitu Jati Warna, Jati Asih, Kalimalang, dan Bintara. Saat ini sedang dibangun Jalan Tol Becakayu dari Bekasi Utara-Cawang-Kampung Melayu, sebagai alternatif Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai kota satelit Jakarta, tingginya tingkat kemacetan pada jam sibuk biasa terjadi terutama di jalan antara Jakarta dan Bekasi, hal ini tidak lepas dari masalah ruas jalan yang tersedia sudah tidak seimbang dengan mobilitas kendaraan yang melintas. Ditambah rusaknya sebagian besar jalan terutama di wilayah Bekasi Utara.
E.     SOSIOLOGI

A. Layanan publik
Dalam pengolahan sampah, sekitar 35 % dari timbunan sampah telah dapat dikelola, dan pemerintah setempat telah menetapkan kawasan Bantar Gebang di selatan kota Bekasi sebagai kawasan tempat pembuangan akhir sampah.[5]
Sementara sebagai sumber air bersih untuk masyarakat di kota Bekasi berasal dari sumber air permukaan. Pemerintah kota Bekasi bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Bekasi dalam kepemilikan dan pengelolaan penyedian air bersih melalui PDAM Bekasi.  Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di lima kecamatan di kota Bekasi dengan total kapasitas produksi sebesar 1.065 liter/detik atau sebanyak 109.728.000 liter/hari. Namun belum mencukupi kebutuhan masyarakatnya, yang saat ini diperkirakan diperlukan kapasitas produksi sebanyak 231.597.925 liter/hari.

F.      ANTROPOLOGI
a.      Sejarah gedung juang 45
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Bekasi yang letaknya berdampingan dengan Jakarta memiliki sejarah perjuangan melawan penjajah yang tak kalah heroik. Perjuangan rakyat Bekasi sempat diabadikan dalam puisi terkenal karya Chairil Anwar, Karawang-Bekasi.
Yang menarik, Bekasi masih memiliki gedung bersejarah peninggalan pra masa kemerdekaan yang dikenal sebagai Gedung Tinggi yang terletak di jalan Sultan Hasanudin, dekat Pasar Tambun dan Stasiun kereta api Tambun. Gedung Tinggi ini sekarang dikenal sebagai gedung juang 45. Bangunan berarsitektur neoklasik ini dibangun oleh tuan tanah Kow Tjing Kie pada tahun 1910. Gedung tinggi ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang turut menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi saat revolusi fisik. Ketika itu daerah Tambun dan Cibarusah menjadi pusat kekuatan pasukan republik Indonesia (RI). Perlu diketahui bahwa pada saat revolusi kemerdekaan, garis demarkasi yang memisahkan daerah Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan Belanda terletak didaerah Sasak Jarang, sekarang menjadi perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur dengan Kecamatan Tambun dan merupakan perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi.
Akibat serangan bertubi-tubi, pertahanan pasukan Belanda di Bekasi sering ditinggalkan. Mereka kemudian memusatkan diri ke daerah Klender Jakarta Timur. Sebaliknya, para pejuang Indonesia menjadikan gedung tinggi ini sempat dijadikan sebagai pertahanan di front pertahanan Bekasi- Jakarta
Dikuasai Tuan Tanah
Setelah pasukan Belanda meninggalkan Bekasi. Gedung Juang yang terdiri dari dua lantai ini, dimiliki dan dikuasai seorang tuan tanah keturunan Cina bernama Kouw Oen Huy. Tuan tanah yang berhasil menguasai ratusan hektare tanah di Kecamatan Tambun, bahkan memiliki perkebunan karet. Ia digelari ‘Kapitaen’.
Ia tidak hanya menguasai tanah di Tambun tapi juga daerah Tekuk Pucung yang jaraknya puluhan kilometer dari Tambun, termasuk di daerah Cakung, juga menjadi milik tuan tanah ini.
Gedung Juang yang kini menjadi perkatoran milik Pemerintah Kabupaten Bekasi, dibangun dua tahap, tahun 1906 dan tahun 1925. Pada awalnya, di bagian halaman muka Gedung Juang ini, dijadikan taman buah yang diantaranya banyak ditanami pohon mangga yang pada saat itu belum pernah dikenal masyarakat Tambun dan Bekasi.
Tuan tanah Kouw Oen Huy, menguasai bangunan tua ini hingga 1942. Selanjutnya, tahun 1943, bangunan bersejarah tersebut berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang hingga tahun 1945. Tentara Jepang, juga menggunakan bangunan tua ini sebagai pusat kekuatannya dalam menjajah Indonesia.
Pada masa perjuangan kemerdekaan 1945, bangunan yang berlokasi di atas tanah sekitar 1000 meter ini, diambil alih oleh Komite Nasional Indonesia (KNI) untuk dijadikan sebagai Kantor Kabupaten Jatinegara. Pada masa itu, Bekasi dijadikan sebagai daerah front pertahanan, maka gedung tersebut berfungsi juga sebagai Pusat Komando Perjuangan RI dalam menghadapai Tentara Sekutu yang baru selesai perang dunia kedua.
Di gedung yang mempunyai makna monumental ini, perudingan dan pertukaran tawanan perang terjadi. Lokasi pelaksanaan pertukaran tawanan sendiri dilakukan di dekat Kali Bekasi yang kini tidak jauh dari rumah pegadaian Bekasi. Banyak tentara Jepang meninggal dibantai dan dibuang di Kali Bekasi, membuat setiap tahun tentara Jepang selalu melakukan tabur bunga di kali yang membentang kota Bekasi ini.
Dalam pertukaran tawanan, pejuang-pejuang RI oleh Belanda dipulangkan ke Bekasi, dan tawanan Belanda oleh pejuang RI dipulangkan ke Jakarta lewat kereta api yang lintasannya persis berada di belakang Gedung Juang. Gedung yang tidak jauh dari Pasar Tambun Bekasi ini, juga pernah dijadikan sebagai Pusat Komando Perjuangan RI pada masa perjuangan fisik. Gedung ini selalu menjadi sasaran tembak pesawat udara dan meriam Belanda. Banyak keanehan pada gedung ini. Ketika meriam Belanda dijatuhkan di atas bangunan tersebut, ternyata meriam itu tidak meledak dan hanya merusak sebagian kecil bangunan.
Akhir 1947, ketika Belanda menghianati perundingan Linggarjati tanggal 21 Juli, Belanda mengadakan aksi pertama (dikenal sebagai Agresi Militer Belanda Pertama). Mengingat gedung ini merupakan markas basis pertahanan, maka tidak mengherankan bila di sekitar gedung ini sering terjadi pertempuran dan pembantaian yang bertubi-tubi. Bahkan gedung ini pernah di duduki Belanda/NICA hingga tahun 1949. Namun, gedung yang sangat mempunyai nilai sejarah dan merupakan kebanggaan mayarakat Bekasi ini, kembali berhasil direbut oleh pejuang Bekasi pada awal 1950.
Museum Perjuangan Bekasi Kini.
Setelah masa perjuangan merebut kemerdekaan, gedung ini mengalami berbagai perkembangan dan perubahan fungsi. Selain bangunan bersejarah, bangunan tersebut sering digunakan sebagai pusat aktivitas. Di antaranya, tahun 1950 setelah Tambun dikuasai lagi oleh Republik Indonesia, gedung ini diisi dan ditempati pertama sekali oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi. Juga pernah digunakan sebagai kantor Jawatan Pertanian dan jawatan-jawatan lainnya sampai akhir 1982. Bangunan yang berada di bagian timur Bekasi ini, juga sempat dijadikan sebagai tempat persidangan-persidangan DPRDS, DPRD-P, DPRD TK II Bekasi dan DPRD-GR hingga tahun 1960.
Tahun 1951, di gedung ini sempat diisi oleh pasukan TNI Angkatan Darat Batalyon “Kian Santang”. Batalyon Kian Santang ini sekarang menjadi bagian dari Kodam III Siliwangi. Tahun 1962, kemudian gedung ini dibeli Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Ketika peristiwa Gerakan G 30S/PKI pecah, gedung ini juga sempat dijadikan sebagai penampungan Tahanan Politik (Tapol) PKI.
Mengingat letaknya yang strategis, oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi saat Bupati Bekasi dijabat Abdul Fatah, bangunan ini sempat dijadikan sebagai tempat perkuliahan bagi mahasiswa Akademi Pembangunan Desa (APD) yang merupakan cikal bakal pembangunan perguruan tinggi di Bekasi, dan kini dikenal dengan Universitas Islam 45 (Unisma).
Manfaat lain gedung ini, juga sempat digunakan sebagai Kantor BP-7 dan Kantor Legiun Veteran. Tahun 1999, di gedung menjadi sekretraist Pemilu. Lalu menjadi kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Sekretarit Kantor Pepabri dan Wredatama. Kini gedung yang menghadap timur ini, menjadi kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kantor Tenaga Kerja Pemertintah Kabupaten Bekasi.
Gedung ini sempat diabadikan dalam film “Lebak Membara”, dimana HIM Damsyik sebagai pejuang tewas setelah jimat kebal pelurunya tersangkut dipagar saat hendak menurunkan bendera musuh dihalaman gedung Tinggi .
b.      Sejarah Monument kali bekasi
Insiden Kali Bekasi, sebuah epos yang memiliki arti yang sangat dalam bagi Rakyat Bekasi, menggambarkan keberanian Rakyat Bekasi, sekaligus tragis. Kali Bekasi merupakan garis demarkasi antara tentara sekutu (Inggris dan NICA) yang menduduki Jakarta dengan laskar-laskar Republik yang bertahan di seberang kali di bagian timur.
Akibat pendudukan tentara Jepang yang kejam terhadap rakyat Bekasi, pemuda dan rakyat Bekasi bertindak sendiri dengan menangkap Orang-orang Jepang atau bahkan siapa saja yang diduga telah bekerja sama dengan Jepang. Pemuda dan rakyat Bekasi menghentikan setiap kereta api yang melintas Bekasi, baik yang keluar maupun menuju Jakarta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembangunan monumen ini memang atas kerja sama Pemkot Bekasi dengan Pemerintah Jepang. Selain sebagai monumen sejarah, Tugu ini juga mengabarkan pesan perdamaian dan cinta kasih. Entah apa makna filosofi dari monumen yang berbentuk seperti benteng dengan 5 bulatan (mungkin bendera jepang), dan relief dibawah monument. Tapi yang pasti tiap tahun ada tabur bunga di sekitar kali Bekasi oleh veteran Jepang.IMHO
c.       Sejarah kota bekasi
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.
Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

               Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

               Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

               Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

               Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

            Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

             Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

              Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997) 

              Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2008).




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di provinsi Jawa Barat,Indonesia.Kota ini berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar keempat di Indonesia. Saat ini kota Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban.
Secara geografis kota Bekasi berada pada ketinggian 19 m diatas permukaan laut. Kota ini terletak di sebelah timur Jakarta; berbatasan dengan Jakarta Timur di barat,kabupaten Bekasi di utara dan timur, kabupaten Bogor di selatan, serta kota Depokdi sebelah barat daya.
Selain itu bekasi sering di kenal dengan julukan kota patriot. Dan makna kata “Patriot” adalah pecinta/pembela tanah air, sedangkan makna kata “Patriotisme” adalah sikap seseorang yang bersedia mengorban segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
B.     SARAN
Demikian uraian singkat makalah tentang “Disiplin ilmu-ilmu sosial tentang kota bekasi”. Tulisan ini masih sangat terbatas, kritik dan saran membangun, sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bekasi